Ah, merdeka kawan ! Mari kita pancangkan bendera yang mungkin sudah tidak lagi berwarna itu.
Ah, merdeka kawan ! Jangan biarkan suara-suara benci menangisi ketiadaberdayaan terus terulang.
Ah, merdeka kawan ! Narasi-narasi yang singgah papahlah ia ke tujuan terakhir-ke tujuan terakhir.
Siapa saja bisa berlari
mengapa berlari jika tidak terburu
Siapa saja bisa membenci
mengapa membenci jika tak keliru
Ah, keliru kawan ! Rupanya nuansa komunikasi terlalu lamban bergerak, rasaku rasamu sebentar kantungi sebentar kantungi sebentar.
Ah, keliru kawan ! Kompas tergoyang, selalu akan kembali ke utara akan kembali ke selatan. Kerusuhan datang, selalu akan kembali ke kediaman akan kembali ke ketenangan.
Ah, keliru kawan ! Kebebasan seharusnya tidak melalui sungai darah, cukuplah cukup kemerdekaan itu. Pantas memang mengorbankan selaksa henti urat nadi.
Ah, pecundang ! Ini diksi !
mengapa tak kau isi saja dengan benci.
Ah, merdeka kawan !
Siapa saja bisa berlari
mengapa membenci jika tak keliru
Agustus 2007