Idul FitriLihat
Pedang taubat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia-sia
Telah kulaksanakan puasa Ramadhanku,
telah kutegakkan shalat malam,
telah kuuntai wirid tiap malam dan siang,
telah kuhamparkan sajadahku,
yang tak hanya nuju Ka’bah,
tapi ikhlas mencapai hati dan darah.
Dan di malam Qadar aku pun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya
Maka aku girang-girangkan hatiku
Aku bilang:
Tardji, rindu yang kau wudhukan setiap malam
Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang
Namun si bandel Tardji ini sekali merindu
Takkan pernah melupa
Takkan kulupa janjiNya
Bagi yang merindu insya-Allah kan ada mustajab cinta
Maka walau tak jumpa dengannya
shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
Semakin mendekatkan aku pada-Nya
Dan semakin dekat
Semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa
O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini
ngebut
di jalan lurus
Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoar
tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia
Kini biarkan aku menenggak arak cahaya-Mu
di ujung sisa usia
O usia lalai yang berkepanjangan
yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus
Tuhan jangan Kau depakkan lagi aku di trotoar
tempat dulu aku menenggak arak di warung dunia
Maka pagi ini
Kukenakan zirah la ilaha illallah,
aku pakai sepatu sirathal mustaqim,
akupun lurus menuju lapangan tempat shalat Ied,
Aku bawa masjid dalam diriku
Kuhamparkan di lapangan
Kutegakkan shalat
dan kurayakan kelahiran kembali
di sana.
1987