Puisi Luthfie el-AnsSesekali aku ingin menaiki kereta itu,
Kereta tua yang aku temukan di antara menara-menara
Oh…lajunya yang tak lagi kencang
Entah melambangkan kesabaran atau kelalaian?
Aku sengaja menumpang kereta itu
Sembari menanti senja menutup hari
Oh…betapa lambatnya ia membawaku
Menggoyang-goyang tubuhku
Di dalam gerbongnya yang telah renta
Di sebuah kereta tua itu,
Aku membayangkan hidupku
Menghayati sisa umurku
Betapa pagi begitu cepat disapu siang
Dan sore baru memburu, tiba-tiba dilipat malam
Oh…duhai sang waktu..!
Engkau begitu kencangnya berlari
Bahkan tak mau istirahat barang sedetik
Sementara aku berada di titik beku
Di umurku yang beranjak dewasa
Namun semangat dan kepahaman akan tujuan hidup tak kunjung menyatu
Wadag kurusku renta
Seperti gerbong si kereta tua.
Maka dari kereta itu pula
Aku ingin kembali menyadarkan diri
Betapa pentingnya masa muda
Untuk berlomba dan berkejaran memburu waktu
Lalu mencipta…sebuah keberadaan yang bermakna!
Bukan keberadaan yang tiada?
(Pertigaan Kampoeng 10, 26 Oktober 2007 – 22.50)