Senja yang muncul di kota seribu menara Aroma syisa yang menyengatkan rasa Ku rebahkan jasadku mengikuti kepulan asapnya
Terlintas di mataku sosok anak hawa Menyusup, memasuki bangunan tua. Begitu dekat pandangan mataku padanya.
Warna merah yang ada pada bibirnya. Putih mulus kulit yang membungkus tubuhnya. Lekuk bodi tubuh yang menggoda rasa…
Sibakan angin yang membukakan tonjolan gunungnya… Membuat mataku asyik manatapnya. Hingga otak nakalku mencerna …
betapa indah gundukan miliknya. Yang terselip di antara kedua bongkahan pahanya. Wooooow… sungguh, aku terkesima melihatnya.
Dicatat oleh mafia gurun, Jam 1:21 AM |
Hadir dari sajak-sajak tercecer, kemudian kami kemas sebagai catatan-catatan
duplikat hati yang acap kali meraung menyuarakan irama-irama kebebasan,
kesefahaman, penolakan, penyesalan, kritik, keindahan dan romantisme. mungkin hanya rangkaian
huruf-huruf setengah jadi, namun izinkanlah ianya dinamai sebagai sajak. Hanya untuk menjembatani inspirasi-inpirasi terpasung, sangat sayang jika sekedar tertoreh di atas
lembaran kertas-kertas usang.